Dalam upaya memperkuat kompetensi dan pengetahuan sumber daya manusia Indonesia di sektor kesehatan khususnya bidang distribusi, PT Anugrah Argon Medica (AAM) berkolaborasi dengan Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Expert Lecture mengenai manajemen rantai pasok produk kesehatan.
AAM menghadirkan salah satu expert di bidang distribusi, yaitu Central Distribution & Planning Manager AAM Ibu Sylvi Sundari yang memberikan materi "Leading the Future of Supply Chain Excellence in Pharmaceuticals, Consumer Health, and Medical Devices" di Auditorium Gedung APSLC Fakultas Farmasi UGM pada Senin, 12 Agustus 2024.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada 178 mahasiswa strata 1 farmasi dan profesi apoteker mengenai proses distribusi produk farmasi, alat kesehatan dan konsumer dan tantangannya di Indonesia serta peran lulusan farmasi dan apoteker dalam proses distribusi.
Hadir dalam kegiatan ini Dekan Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. apt. Satibi, M.Si.; Kepala Program Studi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, apt. Anna Wahyuni Widayanti, MPH, Ph.D.; Sales Supervisor Ethical AAM, Bapak Gilang Aditya Rangga Dio; serta Tim HR PT Medela Potentia.
Dekan Fakultas Farmasi UGM Prof. Dr. Satibi, S.Si., M.Si. Apt. dalam sambutannya materi yang disampaikan sejalan dengan misi pemerintah menjaga rantai pasok bidang kesehatan untuk menjaga kualitas dan pemerataan distribusi ke seluruh Indonesia.
Ia menambahkan kerja sama dengan antara AAM dan UGM dapat terus berjalan dan ditingkatkan.
“AAM telah banyak membantu UGM dalam pengembangan dibidang pendidikan, melalui penghargaan bagi lulusan Apoteker terbaik. Harapannya kerjasama ini dapat terus berjalan dan kegiatan ini bisa diadakan secara rutin untuk mahasiswa Profesi Apoteker,” terang Bapak Prof. Dr. Satibi.
Ibu Sylvi Sundari mengatakan apoteker memiliki peran strategis dalam proses distribusi dari hulu hingga ke hilir sehingga kualitas obat tetap terjamin, berkhasiat dan aman untuk masyarakat.
“Sebagai profesional kesehatan yang memiliki pengetahuan mendalam tentang obat-obatan, apoteker memastikan bahwa setiap tahap dalam rantai distribusi dilakukan dengan benar dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan,” ujarnya.
Kondisi geografis Indonesia membuat proses distribusi menjadi kompleks sehingga dibutuhkan manajemen distribusi yang baik dan multi moda.
“Indonesia merupakan negara kepulauan dan jangkauan untuk remote area cukup terbatas dan membutuhkan waktu yang tidak singkat dalam distribusi,” tambah Ibu Sylvi Sundari.
Untuk melakukan distribusi secara merata, AAM terus memperluas jangkauan distribusinya dengan membuka dua cabang baru pada tahun 2024 yaitu AAM Cabang Pangkal Pinang dan AAM Cabang Palu sehingga memiliki 38 cabang dan 9 representative office.
AAM juga menerapkan standar distribusi internasional dalam operasionalnya seperti Good Storage Distribution Practice dari WHO, Sistem Jaminan Halal LPPOM MUI dan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), serta Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB).
Selanjutnya Bapak Bapak Gilang Aditya Rangga mengatakan berharap dapat berkontribusi dalam meningkatkan pengetahuan, dan wawasan mahasiswa mengenai praktik-praktik terbaik dalam pengelolaan supply chain di industri farmasi, khususnya dalam distribusi.
“Kami juga berharap, acara ini dapat makin mempererat hubungan baik yang selama ini sudah terbangun antara akademisi dengan dunia industri,” jelas Bapak Gilang.